Jalan Tol Semarang-Solo Sebagai Bagian Proyek Jalan Tol Trans Jawa
Hingga
akhir tahun 2008, Indonesia memiliki 19 ruas jalan tol yang sudah
beroperasi sepanjang kurang lebih 630 kilometer. Jumlah dan panjang
jalan tol ini sangat minim bila dibandingkan dengan kebutuhan jaringan
jalan yang tersedia. Kebutuhan jaringan jalan tersebut makin mendesak
seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan yang beroperasi saat ini.
Untuk mempercepat pertumbuhan jalan tol,
Pemerintah telah melakukan beberapa perbaikan terhadap peraturan dan
perundangan mengenai jalan dan jalan tol guna meningkatkan iklim
investasi pada industri jalan tol agar lebih kondusif.
Kendala utama pada investasi jalan tol
antara lain adalah pendanaan, pembebasan lahan dan penyesuaian tarif
tol. Untuk itu Pemerintah telah menyediakan dana bergulir dan land capping funds
untuk mengurangi risiko investasi sehingga akan mendukung dan
mempercepat proses pembangunan jalan tol. Sedangkan dalam hal tarif,
penyesuaian tarif tol setiap 2 tahun yang diatur dalam UU, memberi
kepastian kepada pengusaha jalan tol dalam memproyeksikan pendapatan
usahanya.
Penyediaan Jalan Tol di wilayah Jawa
Tengah merupakan suatu harapan serta kebutuhan masyarakat akan
ketersediaan dan layanan jalan tol di Indonesia, sekaligus dapat
memberikan pertumbuhan usaha jangka panjang yang berkesinambungan, yang
pada akhirnya memberikan keuntungan kepada para pemangku kepentingan.
Jalan Tol Ruas Semarang-Ungaran ditargetkan dapat beroperasi pada
November 2011, dimana dengan pengoperasian diharapkan mampu mengurangi
kepadatan lalu lintas di wilayah Semarang.
Jalan Tol Semarang-Solo
merupakan salah satu bagian jalan tol Trans Jawa, Untuk wilayah Jawa
Tengah Jalan Tol Trans Jawa meliputi ruas Kanci-Pejagan (± 38,10 km),
ruas Penjagan-Pemalang (± 57,530 km), ruas Pemalang-Batang (± 39,20 km),
ruas Batang-Semarang (± 75 km) , Ruas Semarang -Solo ( ±72,6 km ) dan ruas Solo-Mantingan (± 55 km) .
Boxgirder dengan metode pengerjaan Balance Cantilever
JaToSS (Jalan Tol Semarang-Solo), dalam
pelaksanaannya pekerjaan ini dibagi beberapa seksi. Yang pertama adalah
Seksi Semarang-Bawen. Semarang-Bawen dibagi menjadi 3 paket pekerjaan,
salah satunya yang menarik adalah tercatat sebagai jalan tol yang
pertama di Indonesia dengan bangunan jembatan yang menggunakan Boxgirder dengan metode pengerjaan Balance Cantilever. Teknologi ini selain effisien juga estetika konstruksi lebih indah.
Bentang Boxgirder mencapai 90m’ yang dicor persegmen 5m’ dengan lebar melintang 12,5m’. Sedang traveller form
yang digunakan beratnya 60 ton. Setiap segmen diselesaikan dlm waktu
5-7 hari yang dicor dari 2 arah pilar jembatan setinggi 50m’ sehingga
bertemu menjadi satu kesatuan jembatan. Yang menarik lagi adalah Zero Maintenance…! setelah selesai pekerjaan jembatan ini.
Keindahan jembatan jalan tol Semarang Solo
Keindahan
jembatan Tol menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna jalan tol Semarang
Solo. Karena selain jembatan yang melalui hutan wisata penggaron di Kabupaten
Semarang ini Panjang dengan kelokannya yang indah tapi bila kita lihat pada
sisi utaranya,kita dapat melihat keindahan pemandangan hijau hutan yang
terjaga. Selain itu kita juga dapat melihat Kota Semarang dari jembatan
tersebut. Walaupun hanya melintas dan tidak bisa berhenti di sepanjang jalan
tol, namun pengendara dapat melaju pelan untuk menikmati pemandangan Hutan
wisata Penggaron. Menurut data dari Trans Marga Jawa Tengah ( TMJ ) Jembatan
tol ini merupakan jembatan Tol terpanjang yang ada di kota Semarang. Mengingat
jembatan tersebut melalui jurang yang sangat dalam dan panjang. Sehingga jalan
satu-satunya untuk menyambung kedua daratan dibuatlah jembatan dengan panjang ± 700 meter.
Tol Semarang-Ungaran Bermedan Berat
SEMARANG, Proyek jalan ruas tol Semarang – Ungaran sepanjang 14
kilometer, bagian dari tol Semarang – Solo dinilai proyek tol paling
berat di Indonesia. Pasalnya, pryek tol yang sudah berjalan tujuh bulan
ini medannya berbukit-bukit dengan lambah curam di kedalaman lebih 50
meter.
Anggota DPRD Jateng, Sasmito, Senin (19/4) yang menyertai kunjungan
lapangan Komisi Pembangunan DPRD Jateng menyatakan,. ruas tol Semarang –
Ungaran terbagi tigak seksi. Seksi tol Banyumanik – Gedawang, seksi
Gedawang – Penggaron dan seksi Penggaron – Beji (Ungaran). Di seksi
Banyumanik – Gedawang terdapat pembangunan dua jembatan tol
masing-masing ketinggiannya lebih 25 meter penghubung jalan tol yang
melayang di atas perbukitan.
Ketua Komisi D DPRD Jateng, Rukma Setya Budi mengatakan, dengan medan
jalur tol yang topografinya berbukit-bukit dan lembah maka pelaksana
proyek diharapkan berhati-hati dalam pembagunan proyek tol senilai Rp 8
triliun ini.
Dokumentasi Proyek JATOSS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar